:

Selasa, 18 Desember 2007

Sekolah Global Mandiri

Masih Ingatkah Kita Pada ‘Sampah’?
Oleh:Jasmine Permatahati*

“Masih ingatkah kita pada sampah?” Ya, pertanyaan itu pantas ditanyakan pada kita. Bukannya pada pemerintah yang terlalu sibuk akan masalah lainya. Bukan kepada pemulung yang setiap hari bersentuhan dengan sampah. Juga bukan kepada anggota pecinta lingkungan yang sibuk menyerukan slogan “Sayangi Lingkunganmu”. Coba deh, dari hal yang paling dasar aja. “Apa kita sudah membuang sampah pada tempatnya?”. Wah, wah, wah, kalau kalian masih suka buang sampah sembarangan, buruan ubah kebiasaanmu! Karena sampah adalah raja dari segala masalah...!
Pengertian Sampah Pastinya kalian semua tahu apa itu sampah. Simpelnya sampah adalah barang yang sudah habis fungsinya, dan dianggap tidak mempunyai nilai maupun tidak berharga. Tapi pernahkah kalian berpikir bagaimana nasib sampah selajutnya setelah sampai di tempat pembuangan akhir (TPA)? Apakah ditumpuk begitu saja selama bertahun-tahun? Wah, wah, wah, kalau begitu mugkin timbunan sampah sudah menutupi setengah dari pulau Jawa tempat tinggal kita ini. Beruntung jika itu semua sampah organik, yang dapat membusuk. Tapi bagaimana dengan sampah anorganik yang tidak dapat membusuk?
Diblok Hitam: “Sampah adalah sumber daya yang tidak siap pakai.” (Radyastuti, W. Prof. Ir,)
Sebuah situs pecinta ligkungan menyebutkan bahwa jika kita menghitung selama setahun, maka volume sampah di kota Jakarta pada tahu 2000 dapat mencapai 170 kali besar candi Borubudur (volume candi Borubudur + 55 ribu m3)! Kota selain Jakarta, yang menghasilkan sampah dalam jumlah banyak, ialah Medan dan Bandung. Salah satu contoh barang yang termasuk sampah anorgaik ialah kertas. Dulu orang-orang sempat berpikir bahwa kertas termasuk sampah organik, karena terbuat dari kayu. Hingga ditemukanya fakta bahwa koran tahun 1980 yang ditimbun di tanah ditemukan masih utuh di tahun 2000! Padahal kertas adalah salah satu barang yang sering kita gunakan! Coba ingat, buku tulis, buku pelajaran, majalah hingga komik, semua memakai kertas!
Sampah Bahan Berbahaya Beracun (B3) Kalian semua pasti sering menggunakan batere, baik batere jam maupun batere biasa. Tapi, tahukah kalian? Bahwa batere termasuk sampah B3 (Bahan Berbahaya Beracun)! Ternyata, batere mengandung logam berat seperti raksa, kandium, dan beberapa orang bilang, merkuri! Padahal, di Jepang sekitar 40 ribu orang meninggal karena memakan ikan yang terkontaminasi merkuri!Sampah B3 ialah sampah yang memerlukan penanganan khusus untuk bahaya yang ditimbulkannya. Sampah B3 lainnya ialah: - Sampah dari rumah sakit, seperti jarum suntik, pil, dan botol infus- Bola lampu bekas- Pelarut dan cat- Zat-zat kimia pembasmi hama seperti inteksida, dan pestisida- Sampah dari kegiatan pertambangan dan eksplorasi minyak- Zat-zat yang mudah meledak dalam suhu tinggi
Diblok Hitam:Sampah organik ialah sampah yang dapat membusuk, sedangkan sampah anorgaik ialah sampah yang tidak dapat membusuk
Sampah Impor
Kalian pernah dengar, peristiwa ketika negara kita mengimpor sampah dari negeri tetangga, Singapura? Mungkin kalian bertanya-tanya, lho sampah kok diimpor? Padahal sampah impor sendiri menimbulkan 2 masalah sekaligus. Yang pertama, dapat menjadi saingan bagi kegiatan daur ulang dalam negeri, dan yang kedua, mungkin sampah international mempuyai tingkat racun dan bahaya yang lebih tinggi. Sebuah prinsip kesepakatan international menyatakan bahwa, setiap negara akan mengolah sampahnya sendiri kecuali kalau teknologi yang lebih baik tersedia di negara lain, atau bila sampah tersebut hanya terdapat sedikit di negara pengimpor. Berarti negara berkembang dari kita harus menerima sampah impor dari negara maju. Wah, wah, wah, padahal daur ulang sampah lokal aja masih kurang becus?
Pengelolaan Sampah
Bagaimanakah pegelolaan sampah di negeri kita? Menurut sebuah situs, pertama-tama warga mengumpulkan sampahnya di TPS (tempat pembuangan sementara). Lalu truk mengangkutnya ke TPA (tempat pembuangan akhir). Sampah untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya diangkut ke TPA Bantar Gebang, Bekasi. Di TPA para pemulung memilih-milih sampah dan menjualnya. Sekadar informasi, jenis sampah yang menempati harga tertinggi ialah sampah tembaga super dengan harga 8 ribu/kg dan tembaga bakar dengan harga 7 ribu/kg. Sedangkan yang menempati urutan terbawah ialah sampah kaset, botol minuman, botol kecap, dengan harga 150 rupiah/kg dan botol bir kecil maupun minuman soda, dengan harga 250 rupiah/kg. Sementara Duplek (kardus tipis) juga dijual seharga 150 rupiah/kg. Kembali ke pengelolaan sampah. Sayangnya, pengelolaan sampah di negeri kita kurang baik sehingga masih banyak sampah yang dapat didaur ulang terbuang sia-sia. Di Zabbalee, Kairo, telah berhasil suatu sistem pegumpulan sampah dan daur ulang sampah yang mampu memanfaatkan 85 persen sampah yang terkumpul dengan mempekerjakan 40 ribu orang! Di Jepang, TPA mereka tampak sangat bersih dan rapi. Bahkan tidak terlihat seperti TPA! Masalah lainnya ialah bahwa sampah organik dan anorganik masih bersatu. Tidak dipisahkan. Padahal mungkin kalau sampah organik dan anorganik dipisahkan, para pemulung dan petugas daur ulang akan lebih mudah mengurusnya.
Diblok Hitam:Sampah organik juga bisa didaur ulang! Sampah organik dapat dibuat kompos, pakan ternak, maupun biogas.
Hal-hal yang dapat kita lakukan :
- Membuang sampah pada tempatnya
- Memisahkan antara sampah orgaik dan sampah anorganik
- Jika kita belanja ke pasar, bawalah tas sendiri untuk menghemat kantong plastik
- Kantong plastik jangan dibuang, masih dapat digunakan
- Berkreatif dengan botol bekas air mineral. Cobalah buat hiasan!
- Membuat patung dari bubur kertas bekas!
*Penulis adalah siswa SMP Global Mandiri Kelas 9 Einstein

Tidak ada komentar: