:

Rabu, 25 Februari 2009

Kue Khas Bekasi

Jika ditanya pada penduduk asli Bekasi, “Apa penganan di Bekasi yang identik dengan Lebaran ?”, Dodol Betawi mungkin akan menjadi jawaban paling populer. Meski Bekasi merupakan salah satu kabupaten dan kota dari Jawa Barat, pengaruh Betawi terhadap kebudayaan di Bekasi sangat kental terasa. Hal ini lebih diperkuat dengan banyaknya penduduk Bekasi yang memiliki keterkaitan dengan Jakarta.
Dodol Betawi menjadi sangat istimewa karena berbagai sebab, diantaranya:

Tematis

Dodol Betawi hanya muncul diwaktu tertentu, saat Lebaran atau saat ada hajatan (pernikahan, khitanan) dan event khusus lainnya.

Proses Pembuatan

Waktu pembuatannya relatif lama. Dodol Betawi dibuat dari air santan kelapa yang dicampur dengan beras ketan dan gula yang dimasak didalam kuali besar dari tembaga (kenceng). Waktu memasak lebih kurang 6 jam.

Alat Langka

Tidak banyak orang Bekasi atau orang Betawi asli yang memiliki kuali besar dari tembaga alias kenceng. Selain harganya cukup mahal, penggunaannya hanya pada waktu tertentu, sehingga tidak ekonomis jika tidak dibuat dalam produksi yang kontinyu.

Butuh Kesabaran

Membuat Dodol Betawi membutuhkan kesabaran ekstra. Selain itu, ada cukup banyak aturan yang harus dipenuhi jika ingin dodol yang dihasilkan memiliki kualitas prima.

Begitulah, untuk membuat Dodol berkualitas prima, adonan harus dimasak dengan api kecil. Jika terlalu besar akan membuat dodol terlalu cepat matang tapi tidak sempurna.
Dodol berkualitas tidak dimasak dengan gas atau kompor minyak tanah. Memasak dodol Betawi harus menggunakan kayu bakar (dalam beberapa kejadian malah menggunakan blarak alias pelepah atau daun kelapa kering). Jika menggunakan gas atau minyak tanah, rasanya menjadi tidak enak.
Saat mengolah, adonan harus diaduk secara merata dan kontinyu. Jika pengadukan tidak merata, dodol tidak matang sempurna. Pengadukan harus pelan, tidak boleh terlalu cepat atau menggebu-gebu. Jika diaduk cepat-cepat, pengaduk akan cepat lelah dan dodol menjadi tidak merata kematangannya. Nah, bayangkan jika Anda harus mengaduk tanpa berhenti selama 6 jam! Apalagi, menjelang masak, Dodol akan semakin lengket yang membuat pengadukan menjadi tambah sulit dan berat!
Nah, ini yang paling penting: saat membuat Dodol, tidak boleh bicara sembarangan. Bicara kotor, baik dalam arti harfiah maupun arti kiasan dipercaya akan membuat rasa Dodol menjadi tidak enak. Ada benarnya juga. Sebab, jika bicara yang “aneh-aneh” konsentrasi akan terganggu!
Selain Dodol Betawi, ada beberapa penganan asli Bekasi yang biasanya mewarnai kue-kue yang disediakan untuk para tamu, diantaranya :
Kue Akar Kelapa (Procot). Bentuknya mirip akar kelapa. Dinamakan sebagai kue Procot karena saat digoreng, adonan diprocotkan atau dikeluarkan secara perlahan menggunakan tabung yang sudah dilubangi dibagian ujung.
Kue Rengginang. Dibuat dari beras yang setelah diolah kemudian dijemur diterik matahari dan digoreng hingga mengembang. Ada 2 pilihan rasa, yaitu Rengginang manis dan Rengginang Asin.
Kue Sagon. Dibuat dari tepung yang diberi rasa manis dan kemudian digarang (seperti disangrai) di atas bara api. Bentuk kue tergantung pada cetakan, bisa berbentuk oval, lingkaran, bergerigi maupun bentuk lainnya.
Kue Geplak. Mirip seperti kue Sagon, namun biasanya disertai kelapa, dibentuk jajaran genjang dan rasanya manis. Kue geplak tidak digarang di atas bara api.
Kue Duit. Dibuat dari tepung yang dibentuk seperti uang logam. Setelah dijemur diterik matahari, kue duit digoreng sehingga gurih. Kue Duit kadang dibubuhi tepung gula agar terasa manis.
Nah, Anda suka dengan kue yang mana? Selamat mencoba!

Tidak ada komentar: