:

Jumat, 28 November 2008

Meraih Sukses Sejak Dini

Dalam setiap segi kehidupannya, manusia selalu dituntut untuk berusaha memenuhi kebutuhan demi kelangsungan hidupnya. Tak ayal, keputusan untuk bekerja, baik pada sebuah perusahaan maupun membuka usaha sendiri atau wiraswasta, merupakan keputusan terbaik yang akan dijalani seseorang. Jika Anda memilih untuk menjadi seorang wirausahawan, maka jiwa wirausaha yang telaten, tekun, hemat dan bersahaja menjadi suatu hal wajib yang seyogyanya Anda miliki.
Seperti pepatah, makin sering pisau diasah, semakin tajamlah matanya, begitupula semakin dini kita mengenalkan jiwa wirausaha kepada anak, semakin sempurnalah hasilnya. Konon kemampuan seorang anak dalam menangkap dan menghafalkan sebuah informasi lebih jitu ketimbang orang dewasa. Tak heran, mengingat otak mereka belum terlalu penuh terisi dengan berbagai beban tanggung jawab kehidupan. Namun bukan berarti kita tidak bisa menanamkan modal bagi keberhasilan hidup sang anak saat dewasa nanti. Dengan mengenalkan rasa tanggung jawab, memperkaya kreatifitas dan melatihnya untuk mandiri dalam mengambil keputusan sejak dini, itu sama halnya kita mempersiapkan sebuah adonan untuk dimasak dalam proses kehidupan.

Peran Orangtua dan Guru
Di jaman ini, dengan persaingan global antar bangsa yang tak mengenal batas antar negara, menuntut setiap orang untuk kreatif dalam memunculkan ide-ide baru.
Tanpa sebuah ciri khas dan kreatifitas yang akan membedakan Anda dari orang lain, maka Anda akan tenggelam dan terkalahkan dalam persaingan. Kenyataan bahwa wirausaha merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan membutuhkan banyak kreatifitas.
Bagi seorang anak, rasa tanggung jawab dan kreatifitas dapat ditanamkan sedini mungkin sejak mereka mulai berinteraksi dengan orang dewasa. Anak harus diajarkan memotivasi diri untuk bekerja keras, diberi kesempatan untuk bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan serta kreatif dalam berpikir.
Orangtua tentu saja merupakan pihak yang bertanggung jawab penuh dalam proses ini. Selain itu, peran lingkungan, semisal guru di sekolah, juga berpengaruh terhadap pembentukan pribadi seorang anak untuk menjadi seorang enterpreneur (berjiwa wirausahawan). Maka, guru harus kreatif dalam mengajar dan membuat soal. Berikan kesempatan kepada para siswa untuk berpikir alternatif.
Alternatif tersebut akan melatih anak agar mampu mengambil keputusan yang tepat dari berbagai pilihan yang ada. Jiwa wirausaha juga memerlukan motivasi yang bagus, intelegensi yang cukup baik, kreatif, inovatif, dan selalu mencari sesuatu hal yang baru untuk bisa dikembangkan. Sayangnya, saat ini hal-hal tersebut kurang mendapat perhatian di sekolah. Sebagian besar sekolah masih terfokus pada pengembangan kecerdasan intelegensi saja, sehingga pembentukan pribadi melalui kegiatan-kegiatan yang memacu kreatifitas, jarang dilakukan.
Padahal tanpa disadari, kreatifitas merupakan modal dasar untuk menjadi enterpreuner. Selain itu, modal penting lainnya adalah sikap bertanggungjawab. Apabila sikap ini telah bersarang dalam pribadi seorang anak, besar kemungkinan ia tumbuh menjadi insan yang pintar memperhitungkan segalanya. Itu karena ia tahu dan menyadari bahwa apapun yang dilakukannya harus bisa dipertanggungjawabkan.
Jangan Terburu-buru
Kapasitas otak anak yang terbatas, membuat kita harus ekstra sabar dalam menanamkan jiwa wirausaha kepada si kecil. Tampaknya latihan bertahap merupakan jalan terbaik dalam melatih anak Anda. Latihan wirausaha bukanlah sesuatu yang rumit. Bentuknya bisa sederhana dan merupakan bagian dari keseharian anak. Contoh sederhana, toilet training untuk melatih anak yang masih mengompol. Tujuannya agar anak mampu membuang kotoran di tempatnya, membersihkan kotorannya, dan memakai kembali celananya.
Membiasakan anak untuk membereskan mainannya setelah selesai bermain dan meletakkan mainan di tempatnya, sesungguhnya merupakan latihan sederhana lainnya. Selain melatih anak untuk bertanggungjawab, hal ini juga merupakan awal dalam mengajarkan tentang arti memiliki. Dengan cara ini si kecil akan menyadari yang mana saja mainannya, dan harus diletakkan di mana mainan tersebut. Bila si kecil ingin memakai mainan atau barang milik saudaranya, ajarkan ia untuk meminta ijin terlebih dahulu.
Latihan selanjutnya adalah mengajarkan anak agar mampu mengelola uang dengan baik. Terangkan pada anak, dari mana uang yang dipakai untuk membiayai segala keperluan rumah tangga. Jelaskan bahwa untuk mendapatkan uang tersebut, orangtua harus bekerja keras. Tegaskan pada anak bahwa uang hanya boleh dipakai untuk kebutuhan yang benar-benar perlu dan penting. Dengan demikian anak akan menjauhi sikap konsumtif. Latihan yang perlu diberikan agar anak mampu mengelola uang dengan baik tidak dengan cara berbelanja, namun cukup dengan menabung, bersedekah dan memperlihatkan bagaimana proses atau cara Anda mencari uang. Saat mengajak anak berbelanja misalnya, sebaiknya Anda mencatat terlebih dahulu segala kebutuhan yang akan dibeli. Orangtua harus konsisten untuk tidak membeli barang yang tidak ada dalam catatan belanja.
Berlatih Berbisnis
Setelah anak diajarkan mengelola uang, selanjutnya Anda bisa mengajarkan si anak untuk berbisnis kecil-kecilan. Hal tersebut bisa dilakukan pada anak usia sekolah yang umumnya sudah mendapat pendidikan proses jual beli di sekolah. Anda bisa mengajarkan anak menjual barang-barang hasil karyanya, seperti es mambo, kue, prakarya atau kerajinan tangan dan lain-lain. Jika anak sudah terbiasa untuk menabung dan mengatur uangnya dengan baik, maka uang yang mereka dapat tak segera dihabiskan untuk hal-hal yang tak perlu. Nah, ternyata menanamkan jiwa wirausaha kepada anak sejak dini, bukan suatu hal yang sulit kan?

Tidak ada komentar: